Masa Galau

Alohaa internet,

Sekarang gw baru aja kelar uh mapel bader. Sekarang gw lagi nulis ditengah paniknya temen-temen sekelas gw lagi pada uh. Heheeehheh.Yang akan gw bahas bukan masalah cinta-cintaan anak anak-baru-gede yak. Galau yang itu dengan galau yang akan gw bahas berada pada tingkat yang berbeda.

 Kali ini yang mau gw bahas adalah sisi pandang gw sebagai murid teladan mengenai UN yang akan gw hadapi kurang lebih 3 bulan lagi. Hmm, kalau udah ngomongin UN pasti kaki rasanya lemes sendiri terus pikiran udah melayang tentang soal-soal mapel UN yang mantap untuk dipelajari. Gw akan bercerita mengena kondisi "hectic" menjelang UN.

Sebagai siswa yang duduk dikelas 9 alias tahun terakhir gw menjadi anak SMP yang gw rasakan sejauh ini adalah deg-deg-an parah. Takut gak bisa ngerjain soalnya, takut tiba-tiba listrik mati pada saat ujian lah (di sekolah gw sudah pakai CBT), takut tiba-tiba pengawasnya ganteng dan mengacaukan konsentrasi lah, atau yang lebih parah adalah lupa rumus persamaan garis. Nice. Semoga ketakuran gw tidak menjadi kenyataan yaa, amin.

Hal lain yang gw rasakan adalah, tekanan. Dari segala aspek, entah orang tua, teman sampai bahkan guru les. Hingga sudah dititik jenuh, gw dapet pencerahan bahwa akhirnya gw paham mereka mau gw dapet yang terbaik. Sekarang gw sadar itu. Terima kasih!

Banyak orang yang mengalami hal yang sama dengan apa yang gw alami. Entah mereka kelas 6 SD, atau 9 SMP bahkan yang paling "Hectic" kelas 12 SMA. Kenapa tahun terakhir dalam setiap jenjang menjadi hal yang ditakuti? Karena ujian yang diadakan di tahun terakhir sangat menentukan dimana jenjang selanjutnya untuk kita bersekolah. Sebenarnya, semua sekolah itu sama. Buku yang dibuat belajar juga sama, tapi tau gak kenapa kita semua berebut SMP dan SMA yang favorit? Karena lingkungannya. Yup.Tapi ya balik lagi kepada diri sendiri, orang baik yang kumpulannya baik juga tetep aja dah jadi orang baik. Begitu pula sebaliknya. Selain gara-gara itu temen, pemilihan SMA tergantung pada lingkungan juga akan mempengaruhi pergaulan kita. Bukankah begitu?

Sekarang yang cenderung gw lakukan adalah berdoa dan berusaha. Itu sudah pasti ya, dan hal yang tak kalah penting adalah menjaga kesehatan dan menata hati. Diusahakan jangan sakit entah sebelum dan sesudah UN karena emang kesehatan penting. Menata hati yang gw maksudkan adalah diharapkan hati bisa tenang dan damai selama UN (ahay). Apa gw sudah melakukan itu? Dalam proses. Indeed. (beneran kok, peace) hehe.

Lingkungan yang baik akan membuat kita bersikap dan bertingkah laku demikian, begitu pula sebaliknya. Walaupun intinya sama dan kembali lagi sama kita. Akan lebih baik jika kita mampu menempatkan diri kita kepada lingkungan yang baik. Karena dengan lingkungan yang baik akan menimbulkan kebiasaan yang baik dari situ akan muncul karakter yang baik. Nah, gimana? berhubungan kan? Sebenernya arti penting dari sekolah yang nomor satunya itu bukan kita duduk, terus pake baju seragam yang sama, menerima pelajaran dan upacara bendera setiap hari. Hal yang paling penting dari sekolah adalah pembentukkan karakter, bersosialisasi dengan orang lain dan memaksimalkan perkembangan potensi alami dari dalam diri. Masalah pinter dan rangking satu apalagi dapet pacar di sekolah adalah bonus keseribu.

Jadi, lingkungan mana yang kalian pilih?

Popular posts from this blog

gimana kalo?

#4 Desember : RoadTo2024

Admiring People