Freedom Ala Anak SMP
Alohaa internet,
Setelah cukup lama vakum dari nulis di sini. I'm back guys.
YASH. Akhirnya, the final examination sudah selesai. YEAY.
UN sudah selesai, no more homework, no more assignment, no more waking up early, no more stayed up late for the sake task, no more course after school, no more eat in rush.
And the happiest thing is i got back my freedom.
What kind of freedom? Selama UN berlangsung gak boleh pegang laptop, mengurangi frekuensi pegang handphone. Walaupun awalnya susah, lama-lamanya terbiasa juga, bahkan sekarang udah bisa tanpa namanya handphone dan laptop. Internetan lebih puas dan bisa begadang. Bisa nonton drama maraton sampai udah gak kuat lagi.
Sedihnya adalah, bakalan kangen dengan kebiasaan selama 6 bulan terakhir ini. Aneh terdengarnya namun ya gitu deh. Tapi tetep meskipun sudah mendapat hal-hal yang membahagiakan harus tetap gak boleh lupa sama kewajiban yang menanti nyata di depan mata. Mencari SMA. Nice. Setelah UN selesai sudah bisa agak lega, tapi jadi deg-deg-an kalau udah ngomongin SMA.
Balik lagi ke kebebasan ala anak SMP, bukan berarti setelah UN selesai kita foya-foya dan memenuhi nafsu hedonisme, tapi lebih membahagiakan diri sendiri dengan masih wajar. Setelah berjuang keras buat UN (4 hari yang menentukan masa depan) kita wajib membuat diri sendiri bahagia. Semoga caranya masih aman ya. Bukan dengan mewarnai baju sana-sini atau melakuka hal-hal yang dilarang hukum loh ya.
Sebagai anak SMP yang aku rasakan adalah yang sebenernya aku mau adalah pencarian jati diri dan menemukan "role model" dalam hidup kita. Tapi banyak anak sekarang yang terlanjur masuk dan terjerumus ke dalam hal-hal yang tidak baik. Aku ikut prihatin sih.
Yang kita inginkan adalah pengakuan dari orang dewasa bahwa saran kita didengar dan tidak lagi dianggap hanya "anak kecil" karena anak kecil ini tadi sudah tumbuh dan berkembang menjadi dewasa melalui fase remaja.
Semoga cara kita bisa tersalurkan dengan baik.
Jadi anak remaja, sudah benarkah caramu?
Setelah cukup lama vakum dari nulis di sini. I'm back guys.
YASH. Akhirnya, the final examination sudah selesai. YEAY.
UN sudah selesai, no more homework, no more assignment, no more waking up early, no more stayed up late for the sake task, no more course after school, no more eat in rush.
And the happiest thing is i got back my freedom.
What kind of freedom? Selama UN berlangsung gak boleh pegang laptop, mengurangi frekuensi pegang handphone. Walaupun awalnya susah, lama-lamanya terbiasa juga, bahkan sekarang udah bisa tanpa namanya handphone dan laptop. Internetan lebih puas dan bisa begadang. Bisa nonton drama maraton sampai udah gak kuat lagi.
Sedihnya adalah, bakalan kangen dengan kebiasaan selama 6 bulan terakhir ini. Aneh terdengarnya namun ya gitu deh. Tapi tetep meskipun sudah mendapat hal-hal yang membahagiakan harus tetap gak boleh lupa sama kewajiban yang menanti nyata di depan mata. Mencari SMA. Nice. Setelah UN selesai sudah bisa agak lega, tapi jadi deg-deg-an kalau udah ngomongin SMA.
Balik lagi ke kebebasan ala anak SMP, bukan berarti setelah UN selesai kita foya-foya dan memenuhi nafsu hedonisme, tapi lebih membahagiakan diri sendiri dengan masih wajar. Setelah berjuang keras buat UN (4 hari yang menentukan masa depan) kita wajib membuat diri sendiri bahagia. Semoga caranya masih aman ya. Bukan dengan mewarnai baju sana-sini atau melakuka hal-hal yang dilarang hukum loh ya.
Sebagai anak SMP yang aku rasakan adalah yang sebenernya aku mau adalah pencarian jati diri dan menemukan "role model" dalam hidup kita. Tapi banyak anak sekarang yang terlanjur masuk dan terjerumus ke dalam hal-hal yang tidak baik. Aku ikut prihatin sih.
Yang kita inginkan adalah pengakuan dari orang dewasa bahwa saran kita didengar dan tidak lagi dianggap hanya "anak kecil" karena anak kecil ini tadi sudah tumbuh dan berkembang menjadi dewasa melalui fase remaja.
Semoga cara kita bisa tersalurkan dengan baik.
Jadi anak remaja, sudah benarkah caramu?
Comments
Post a Comment