Parents as Teachers
Alohaa people,
Awal mula kedua orang tua gue bertemu adalah dimasa kuliah disalah satu universitas negeri di kota Malang dengan jurusan yang sama, yakni fisika. Hanya beda kelas tidak menghalangi niat papa gue untuk ndeketin mama gue nih. Singkat cerita, diantara semua laki yang ndeketin mama, hanya papa yang berani langsung main ke rumah mama yang ada di kota Madiun. Melihat keseriusan papa, akhirnya mereka nikah tepat setelah papa dan mama lulus S1. Waktu papa S2 di Bandung, mama lagi hamil anak ketiga, which is mas gue yang ketiga. Papa S3 di Malang waktu gue udah SD. Sedangkan mama di universitas negeri yangsama melanjutkan S2 waktu gue SMP. Kedua orang tua gue, berada dalam jurusan yang sama yakni fisika. Sekarang papa jadi dosen di salah satu universitas swasta dan mama jadi guru sekolah menengah pertama negeri di kota yang sama. Malang.
Yang jadi inti pokok nih dalam postingan gue kali ini adalah, gue sangat bangga dan bersyukur bisa lahir dari kedua orang tua yang alhamdulillah bisa berpendidikan tinggi dan berwawasan luas. Hal ini menyebabkan gue gak kesulitan dalam cerita mengenai betapa sulitnya menyeimbangkan akademik dan non-akademik karena papa mama terjun dalam bidang yang sama yakni pendidikan juga. Tapi jangan salah, gue jarang banget tanya mengenai pekerjaan rumah fisika ke mama maupun papa karena beberapa alasan tertentu salah satunya karena emang gue payah dalam bidang fisika. hahahaha. Namun, papa mama juga tidak pernah memaksa anak-anaknya harus berada dalam jalur yang sama, beliau berdua benar-benar orang tua yang demokratis dengan membiarkan anak-anaknya memilih bakat dan minat bahkan pekerjaan yang mereka sukai. Hal inilah yang sangat gue sukai, beliau berdua tidak sedang menyuruh hanya membimbing agar anak-anaknya bisa mendapat apa yang mereka inginkan. Banyak dari cerita teman-teman gue yang mereka dipaksa meneruskan mimpi ayah ibu mereka karena keterbatasan biaya semasa orang tua mereka. Mungkin bisa dibilang bahwa orang tua mereka tidak open-minded dimana sekarang sudah bukan lagi zamannya untuk memaksa anak melakukan apa yang orang tua ingin lakukan tetapi tidak tercapai dulu. Ini adalah masa dimana kita sebagai anak muda bisa dengan bebas memilih dan merasakan tanggungjawab yang besar akan pilihan yang kita pilih.
Dengan memiliki kedua orang tua yang berpendidikan tinggi dan paham betul mengenai era globalisasi ini membuatku menyadari betapa bedanya orang yang berpendidikan dengan yang tidak. Sangat jauh berbeda dan bisa dilihat dengan keputusan demi keputusan yang mereka ambil semasa mereka mendidik anak mereka. Bagi orang tua yang berpendidikan mereka tau secara pasti dan yakin apa bakat, minat serta sampai sejauh mana kemampuan anak mereka sehingga mereka tidak lagi perlu untuk cemas dan memfokuskan meningkatkan fasilitas yang akan diberikan kepada anaknya. Sedangkan orang yang mungkin biasa aja pendidikannya cenderung akan membuat batasan-batasan bagi si anak.
Tapi, apapun itu, orang tua adalah orang yang sudah lebih lama tinggal di dunia ini lebih dari anak-anaknya, sudah sewajarnya mereka memarahi bila kita bertindak berlebihan dan sudah kelewat batas. Darimanapun latar belakang pendidikan orang tua kita, mari kita hargai mereka semua karena mereka pasti hanya ingin yang terbaik untuk kita agar kita memiliki bekal yang cukup di dunia dan akhirat.
Let's respect our parents' jobs and keep supporting them!
#SpreadLove
Awal mula kedua orang tua gue bertemu adalah dimasa kuliah disalah satu universitas negeri di kota Malang dengan jurusan yang sama, yakni fisika. Hanya beda kelas tidak menghalangi niat papa gue untuk ndeketin mama gue nih. Singkat cerita, diantara semua laki yang ndeketin mama, hanya papa yang berani langsung main ke rumah mama yang ada di kota Madiun. Melihat keseriusan papa, akhirnya mereka nikah tepat setelah papa dan mama lulus S1. Waktu papa S2 di Bandung, mama lagi hamil anak ketiga, which is mas gue yang ketiga. Papa S3 di Malang waktu gue udah SD. Sedangkan mama di universitas negeri yangsama melanjutkan S2 waktu gue SMP. Kedua orang tua gue, berada dalam jurusan yang sama yakni fisika. Sekarang papa jadi dosen di salah satu universitas swasta dan mama jadi guru sekolah menengah pertama negeri di kota yang sama. Malang.
Yang jadi inti pokok nih dalam postingan gue kali ini adalah, gue sangat bangga dan bersyukur bisa lahir dari kedua orang tua yang alhamdulillah bisa berpendidikan tinggi dan berwawasan luas. Hal ini menyebabkan gue gak kesulitan dalam cerita mengenai betapa sulitnya menyeimbangkan akademik dan non-akademik karena papa mama terjun dalam bidang yang sama yakni pendidikan juga. Tapi jangan salah, gue jarang banget tanya mengenai pekerjaan rumah fisika ke mama maupun papa karena beberapa alasan tertentu salah satunya karena emang gue payah dalam bidang fisika. hahahaha. Namun, papa mama juga tidak pernah memaksa anak-anaknya harus berada dalam jalur yang sama, beliau berdua benar-benar orang tua yang demokratis dengan membiarkan anak-anaknya memilih bakat dan minat bahkan pekerjaan yang mereka sukai. Hal inilah yang sangat gue sukai, beliau berdua tidak sedang menyuruh hanya membimbing agar anak-anaknya bisa mendapat apa yang mereka inginkan. Banyak dari cerita teman-teman gue yang mereka dipaksa meneruskan mimpi ayah ibu mereka karena keterbatasan biaya semasa orang tua mereka. Mungkin bisa dibilang bahwa orang tua mereka tidak open-minded dimana sekarang sudah bukan lagi zamannya untuk memaksa anak melakukan apa yang orang tua ingin lakukan tetapi tidak tercapai dulu. Ini adalah masa dimana kita sebagai anak muda bisa dengan bebas memilih dan merasakan tanggungjawab yang besar akan pilihan yang kita pilih.
Dengan memiliki kedua orang tua yang berpendidikan tinggi dan paham betul mengenai era globalisasi ini membuatku menyadari betapa bedanya orang yang berpendidikan dengan yang tidak. Sangat jauh berbeda dan bisa dilihat dengan keputusan demi keputusan yang mereka ambil semasa mereka mendidik anak mereka. Bagi orang tua yang berpendidikan mereka tau secara pasti dan yakin apa bakat, minat serta sampai sejauh mana kemampuan anak mereka sehingga mereka tidak lagi perlu untuk cemas dan memfokuskan meningkatkan fasilitas yang akan diberikan kepada anaknya. Sedangkan orang yang mungkin biasa aja pendidikannya cenderung akan membuat batasan-batasan bagi si anak.
Tapi, apapun itu, orang tua adalah orang yang sudah lebih lama tinggal di dunia ini lebih dari anak-anaknya, sudah sewajarnya mereka memarahi bila kita bertindak berlebihan dan sudah kelewat batas. Darimanapun latar belakang pendidikan orang tua kita, mari kita hargai mereka semua karena mereka pasti hanya ingin yang terbaik untuk kita agar kita memiliki bekal yang cukup di dunia dan akhirat.
Let's respect our parents' jobs and keep supporting them!
#SpreadLove
Comments
Post a Comment